Universitas Katolik De La Salle Manado melalui Gugus Tugas terkait Covid-19 melakukan aksi solidaritas Lasallian untukdiserahkan kepada mahasiswa yang terkena dampak pandemic Covid-19. Rektor Unika De La Salle Manado, Prof. Dr. Johanis Ohoitimur., mengatakan sejak maraknya wabah ini, Gugus Tugas langsung dibentuk dalam rangka memantau masa kewaspadaan ini.
Dalam wawancaranya, Rektor menyampaikan bahwa“Pada masa pandemi Covid-19 ini, perlu adanya Gugus Tugas yang bertugas untuk memantau dan memperhatikan situasi dan kondisi di lingkungan kampus dan sekitarnya selama masa kewaspadaan ini, dan menjadi pusat informasi untuk dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa”.
Sebagai bentuk nyata dari pernyataan Rektor tersebut, maka Debby Paseru, S.T., M.M.S.I., M.Ed., selaku Ketua Gugus Tugas terkait Covid-19 segera bertindak dan bersama dengan anggota tim dan pihak fakultas melakukan pendataan terhadap mahasiswa di kampus dan sekitarnya yang membutuhkan bantuan karena tidak bisa pulang kampung. Menurut beliau, “Bantuan yang diberikan akan terfokus pada kebutuhan pokok dan dana tunai jika memungkinkan.”
“Gugus Tugas bersama-sama dengan sivitas akademik Universitas dan juga Yayasan Pendidikan Tinggi Universtas De La Salle akan berupaya mencari bantuan dari berbagai pihak”, lanjutnya.
Proposal kepada pihak PSE Keuskupan Manado, misalnya, telah membuahkan hasil dengan diberikannya bantuan sejumlah 91 paket kepada mahasiswa yang bertempat di Student House, dan asrama kampus. Bantuan dari pihak Caritas PSE telah diserahkan kepada Ketua Yayasan pada tanggal 11 April 2020.
Selain itu, Gugus Tugas juga menyampaikan aksi solidaritas ini kepada pihak lain termasuk dari sivitas akademik, tenaga kependidikan, dan alumni Universitassehingga aksi solidaritas ini menjadi aksi nyata dari keluarga Lasallian.
Selain mahasiswa di Student House, dan asrama kampus yang sudah menerima bantuan, ternyata terdapat 89 mahasiswa lagi yang membutuhkan bantuan hingga 24 April dan jumlah ini akan terus bertambah. Olehnya aksi solidaritas ini, tetap berlangsung terus sehingga Gugus Tugas tetap membuka posko penerimaan aksi solidaritas Lasallian ini.
Saat ini Gugus Tugas telah menyalurkan aksi solidaritas Lasallian bagi 52 mahasiswa yang tidak bias kembali ke daerahnya dikarenakan adanya imbauan pemerintah mengenai physical distancing,lockdown di beberapa daerah, larangan pulang dari keluarga dan pemerintah, serta terbatasnya moda transportasi saat ini. Bantuan ini merupakan tahap pertama dan akan dilanjutkan dengan pencarian bantuan untuk tahap kedua sebanyak 37 mahasiswa lagi.
“Terima kasih kepada semua Lasallian yang sudah membantu kami, anak-anak rantau dan jauh dari tempat tinggal kami,”, ujarMargaretha Kadepa (mahasiswa Fakultas Keperawatan).
“Terima kasih kepada Lasallian yang sudah membantu kami para mahasiswa. Kami sangat senang dan bangga memiliki keluarga besar Lasallian yang selalu memperhatikan kami yang jauh dari orang tua.”kata Anggrayni Kadimateng, salah satu mahasiswa asal Sangihe.
Aksi Solidaritas Lasallian ini sudah merupakan kedua kalinya diadakan. Sebelumnya, pada 27 Maret sampai 9 April 2020, Gugus Tugas telah melakukan pemberian bantuan kepada mahasiswa profesi Ners yang baru kembali dari clinical praktek di daerah zona merah (Jakarta, dan sekitarnya) berupa penyediaan fasilitas tempat karantina dan kebutuhan pokok selama kurang lebih 14 (empat belas) hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran wabah sebelum mereka kembali ke daerahnya masing-masing.