Cebu City, Filipina – Hari ke-empat Service-Learning Student Fellowship 2025 (SLSF 2025) menjadi momen bagi para peserta untuk membawa rancangan proyek mereka dari tahap konsep menuju implementasi awal. Setelah dua hari analisis dan refleksi, mahasiswa kembali bekerja dalam kelompok lintas negara untuk menyusun rencana aksi yang konkret, sambil memastikan keterlibatan aktif mitra komunitas dalam setiap langkahnya.
Celine Pontoh (Akuntansi) dan Mutiara Pandejlaki (Informatika) berdiskusi dengan mitra komunitas untuk menyesuaikan proyek agar selaras dengan kebutuhan nyata warga, sekaligus mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan dampak jangka panjang. Sesi ini juga memberi ruang bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan kepemimpinan mereka, mulai dari koordinasi hingga pengambilan keputusan bersama, di tengah dinamika kelompok yang beragam secara budaya.
Kegiatan hari ini menekankan prinsip learning by doing—mahasiswa tidak hanya merencanakan, tetapi langsung menerapkan strategi, mengamati respons masyarakat, dan menyesuaikan langkah-langkah mereka. Pendekatan ini menegaskan bahwa Service-Learning bukan sekadar memberi bantuan, tetapi membangun hubungan yang sejajar, saling mendengarkan, dan memaksimalkan potensi bersama.
Jadwal Kegiatan Hari Keempat:
- 06.00 – 08.00 Sarapan
- 08.00 – 09.00 Orientasi Awal (Ingress)
- 09.00 – 12.00
- Implementasi Awal Proyek Service-Learning
- Kolaborasi dengan Mitra Komunitas
- Snack Pagi
- 12.00 – 13.30 Makan Siang
- 13.30 – 15.00 Pemantauan & Penyesuaian Strategi Proyek
- 15.00 – 16.00 Snack Sore
- 16.00 – 17.00 Diskusi Kelompok: Evaluasi dan Refleksi Langsung
- 17.00 – 18.00 Refleksi Kelompok & Penutupan Hari
- 18.00 – 21.00 Makan Malam & Briefing Persiapan Hari Berikutnya
Melalui kegiatan hari keempat ini, para mahasiswa semakin memahami bahwa keberhasilan proyek tidak hanya diukur dari hasil akhir, tetapi dari keterlibatan komunitas, kepekaan sosial, dan kemampuan mahasiswa untuk beradaptasi dengan situasi nyata. Hari ini menegaskan nilai bahwa pelayanan yang tulus selalu bermuara pada kehadiran, empati, dan kolaborasi lintas budaya.