Cebu City, Filipina – Memasuki hari kelima Service-Learning Student Fellowship 2025 (SLSF 2025), fokus kegiatan beralih dari persiapan menjadi tindakan nyata. Mahasiswa Unika De La Salle Manado, Celine Pontoh (Akuntansi) dan Mutiara Pandejlaki (Informatika) bersama rekan-rekan dari universitas lain, melaksanakan proyek Service-Learning yang telah dirancang sejak hari sebelumnya. Aktivitas hari ini memberikan pengalaman langsung bagaimana rencana dan strategi dapat diterapkan untuk memberi manfaat nyata bagi komunitas.

Salah satu momen yang paling berkesan adalah Boodle Fight Lunch, sebuah tradisi makan khas Filipina. Makanan disusun di atas daun pisang secara komunal, meliputi nasi, ikan, daging, sayuran, dan buah-buahan. Para peserta duduk bersama dan menikmati hidangan menggunakan tangan, tanpa piring individual. Tradisi ini menekankan kebersamaan, persaudaraan, dan pengalaman berbagi sekaligus menjadi pengingat bahwa layanan sosial tidak hanya soal memberi, tetapi hadir secara utuh bersama komunitas.

Melalui kegiatan hari ini, mahasiswa belajar mengadaptasi rencana mereka di lapangan, berkolaborasi dengan anggota komunitas, dan merasakan secara langsung tantangan sekaligus kepuasan dalam merealisasikan proyek sosial. Interaksi, kerja sama, dan kegembiraan bersama warga setempat memperkuat makna bahwa kepemimpinan dalam Service-Learning tidak hanya tentang inisiatif, tetapi juga tentang mendengar, menyesuaikan, dan hadir bagi orang lain.

Jadwal Kegiatan Day 5:

  • 06:30 – 07:30 Sarapan
  • 07:30 – 09:00 Persiapan dan keberangkatan ke lokasi proyek
  • 09:00 – 10:00 Doa pagi dan refleksi kepemimpinan
  • 10:00 – 12:00 Pelaksanaan proyek Service-Learning
  • 12:00 – 13:00 Makan siang Boodle Fight
  • 13:00 – 17:00 Lanjutan pelaksanaan proyek, istirahat ringan, sesi evaluasi dan refleksi bersama komunitas
  • 17:00 – 21:00 Perjalanan kembali dan makan malam

Hari kelima ini menegaskan bahwa pembelajaran sejati dalam Service-Learning terjadi ketika teori, perencanaan, dan praktik bertemu di lapangan. Mahasiswa tidak hanya menyaksikan perubahan, tetapi juga menjadi bagian dari prosesnya—mengalami, beradaptasi, dan bekerja bersama komunitas. Momen kebersamaan dan kolaborasi pada hari ke-lima menjadi pengingat bahwa pelayanan sosial adalah perjalanan bersama, yang memperkaya baik mereka yang melayani maupun mereka yang dilayani.