Beberapa hari lalu, saya diundang teman yang tinggal di seputaran wilayah Minahasa Utara untuk berbincang prospek bisnis sekaligus melihat keadaan persiapan perayaan Pekan Suci dan Paskah di daerah sejuk tersebut. Saya sengaja janjian untuk ketemu malam hari agar lebih pas untuk melihat dekorasi lampu warna-warni serta miniatur bukit golgata ataupun taman getsemani yang diadaptasi dari cerita Alkitab.
Saya cukup terkesima dengan dekorasi masyarakat saat saya mulai memasuki wilayah Tetey hingga Kolongan yang penuh dengan hiasan lampu dan dekorasi Paskah yang ‘wow & ah hah’… Tiba di lokasi Desa Kolongan Jaga 8 Kecamatan Talawaan, saya mampir di satu lokasi yang penuh dengan lampu hias indah dan hiasan bernuansa religi. Ada berbagai replika menampilkan kisah yang terjadi di taman Getsemani, bukit Golgota, hingga kubur Yesus. Saya sangat kagum dan harus berikan apresiasi tinggi atas usaha masyarakat dalam menyambut Paskah dengan kegiatan dekorasi seperti ini.
Saat berbincang dengan salah satu jemaat kolom 2 GMIM Baitel, Kolongan lokasi replika ini, saya sampaikan bahwa event Paskah di Sulawesi Utara, khususnya tanah Minahasa, memiliki daya tarik potensi wisata berkelanjutan yang sangat tinggi. Kenapa? Moment ini adalah moment tahunan yang tidak dapat dijumpai disebagian besar wilayah Indonesia. Hanya di daerah tertentu. Ada baiknya, pemerintah, pemerhati wisata, seluruh pemangku kepentingan wisata baik swasta maupun non-swasta memberikan perhatian khusus untuk hal ini. Ada banyak potensi wisata yang dapat diangkat sebagai ‘alternative tourism’ dari wilayah kita. Agar para turis tidak hanya ke Bunaken saja jika harus travelling ke Sulawesi Utara.
Moment Paskah biasanya akan berlangsung kurang lebih 40 hari sejak perayaan Rabu Abu dan bahkan sesudah pesta Paskah pun masih ada kegiatan umat dan jemaat. Sehingga dapat dikatakan rentang waktu perayaan keagamaan ini cukup lama. Hal ini dapat digunakan sebagai ajang wisata alternatif. Perlu diadakan kerjasama dengan berbagai stakeholder baik dalam maupun luar negeri untuk menunjang program wisata religi ini tanpa mengesampingkan peran penting strategi komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien dalam menjangkau target pasar agar kunjungan turis tinggi.
Sebaiknya kreatifitas jemaat seperti dalam masa Paskah ini dipergunakan pemangku kepentingan sebagai ajang ‘Visit Tanah Minahasa – special Easter time’. Warga Minahasa sangat kreatif dan ini menjadi peluang dalam menciptakan wisata alternatif. Pernah saya terkejut saat melewati jalan di seputaran Wonasa Kapleng karena melihat ‘Tuhan Yesus’ sedang menampakkan diri yang ternyata hanyalah dekorasi jemaat. Hal ini sangat unik dan pasti akan menarik perhatian wisatawan.
Juga, turis pasti akan terkesima dengan penuh sesaknya gereja saat perayaan Kamis Putih, Jumat Agung, Vigili Paskah dan Paskah karena hal ini sangat jarang terjadi di negara lain. Ribuan umat dan jemaat akan membanjiri gereja saat Tri Hari Suci. Inilah salah satu Wisata Religi yang perlu kita tangkap peluangnya.